Mengenal Burung Copper Pheasant Dari Negri Samurai

Omkicau – Burung Cooper Pheasant, unggas yang satu ini merupakan burung endemik Jepang yang disebut juga dengan pegar tembaga atau Soemmerring’s pheasant. Dia memiliki nama ilmiah (Syrmaticus soemmerringii)

Nama ilmiah memperingati ilmuwan Jerman Samuel Thomas von Sömmerring sebagai orang yang berhasil mengidentifikasikannya pertama kali. Saking terkenalnya dia di negaranya bahkan

Burung pegar tembaga muncul dalam puisi Jepang sejauh puisi yang disusun oleh Kakinomoto no Hitomaro pada awal abad ke-8, seperti yang dikompilasi dalam Hyakunin Isshu.

Yang isinya Haruskah aku tidur sendirian sepanjang malam musim gugur yang panjang, panjang seperti ekor burung pegar gunung yang terseret yang terpisah dari merpatinya? merupakan

bait puisi indah yang melegenda hingga saat ini. Kalau kalian tertarik untuk mengenalnya bisa langsung baca artikelnya sampai habis kita akan memberikan informasi selengkapnya.

Daftar Isi

Deskripsi Burung Copper Pheasant atau Pegar Tembaga

Ciri – Ciri Fisik Burung Cooper Pheasant

Secara umum kita bisa mengenalai unggas yang satu ini adalah burung pegar besar dengan bulu berwarna kastanye tembaga yang kaya, paruh kekuningan, iris coklat dan kulit wajah merah.

Betina adalah burung coklat dengan bagian atas coklat keabu-abuan dan buff bergaris coklat tua di bawah. Jantan memiliki taji pendek pada kaki abu-abunya, sedangkan betina tidak memiliki taji.

Dia memiliki panjang tubuh dengan ukuran 87,5 hingga 136 cm (34,5–54 inci) termasuk ekornya, sedangkan yang berjenis kelamin betina berukuran antara 51 sampai 54 cm (20–21 inci) sudah termasuk ekornya.

Habitat Dan Penyebarannya

Burung pegar tembaga tersebar di dan endemik di hutan bukit dan pegunungan di pulau Honshu, Kyūshū dan Shikoku di Jepang, di mana ia dikenal sebagai yamadori. Makanan utamanya terdiri dari serangga,

artropoda, akar, daun, dan biji-bijian. Karena hilangnya habitat yang sedang berlangsung, jangkauan terbatas dan perburuan berlebihan di beberapa daerah, pegar tembaga dievaluasi sebagai Hampir Terancam dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN.

Lima subspesies burung Tembaga umumnya dikenali, yang menjadi semakin gelap lebih jauh ke selatan dalam distribusinya:

S. soemmeringii soemmeringii, Pegar Tembaga Soemmering, subspesies nominasi, Kyushu utara dan tengah. Bentuk ini berwarna kemerahan gelap secara keseluruhan dengan kilau kuning ke pantat dan ujung bulu ekor atas.

S. s. ijimae, burung pegar Tembaga Ijima, dari tenggara Kyushu. Mirip dengan soemmeringii, tetapi jantan memiliki pantat putih.

S. s. scintillans, burung pegar Tembaga Cemerlang, dari Honshu utara dan tengah. Subspesies paling utara dan paling pucat, dengan pinggiran putih lebar di perut dan panggulnya.

S. s. intermedius, burung pegar Tembaga Shikoku, di barat daya Honshu dan Shikoku. Lebih gelap dari scintillans tetapi juga memiliki pinggiran putih di perut dan panggul.

S. s. subrufus, burung pegar Tembaga Pasifik, di tenggara Honshu dan barat daya Shikoku. Memiliki pinggiran emas bukannya putih di pantat dan bulu ekor atas.

Mengenali Sistem Reprosuksinya

Pegar Tembaga akan mulai bertelur pada bulan April. Dia akan bertelur 6-12 telur di kopling yang akan memakan waktu 25 hari inkubasi untuk menetas. Tembaga dapat bertelur 18-24 butir dalam setahun.

Mereka biasanya akan memiliki telur yang subur di tahun pertama mereka meskipun jumlah telur yang diletakkan biasanya lebih sedikit. meskipun demikian populasinya terancam kepunahan.

Sobat omkicau menarik bukan mengenali burung dari luar negara Indonesia. Salah satunya yang menarik Burung Copper Pheasant atau pegar tembaga. Terimakasih sudah membaca artikel

ini dan semoga bermanfaat bagi kalian semua. Terud dukung omkicau supaya kami selalu bersemangan memberikan ulasan – ulasan mengenai jenis burung lainnya baik lokal maupun internasional.